KURIKULUM 2013
Dalam pandangan Alumni PESANTREN
Wawancara
dengan KH. M.Tho’at Muhtar ( Alumni
Ponpes As-Syafiiyah, Ponpes Raudlatut Thalibin dan Ma’had Aly Al-itqon)
Bagaimana pendapat bapak tentang kurikulum 2013
Saya
meyakini bahwa pemerintah memberlakukan kurikulum2013 tentu telah melalui
penelitian, kajian dan evaluasi mendalam . Sehingga Insyaallah implementasi
kurikulum 2013 ini akan membawa pendidikan
di indonesia ini lebih baik yakni pendidikan yang manusiawi, pendidikan
yang berbudaya, dan pendidikan yang berkarakter .
Bagaimana Pendapat Bapak Tentang Pendidikan Sekolah dan Pesantren
?
Bila kita berbicara
mengenai pendidikan , sebenarnya tidak bisa lepas dari yang namanya pendidikan pesantren. Pesantren merupakan
lembaga pendidikan tertua yang ada di negeri ini yang telah terbukti berhasil
mencetak alumni-alumni yang tangguh,
mandiri, ihlas dan berahlakul karimah. Sejarah mencatat sejak era Sunan Ampel Pesantren sudah mulai ada dan
berkembang terushingga sekarang ini. Bahkan Model pendidikan pesantren tersebut, dewasa ini “ diadopsi” banyak pihak termasuk oleh
pemerintah sehingga muncullah implementasi kurikulum 2013 yang mengedepankan
pembentukan karakter (caracter building)
bagi peserta didik disamping penguasaan iptek.
Bagaimana pola pesantren membentuk karakter santrinya ?
Pembentukan karakter
santri di pesantren sedikitnya terbentuk dari tiga hal yakni :Pertama,
Karakterkeihlasandan do’a
Kyai pengasuh (Ulama); Kyai
dengan gigih mendidik, membimbing, melatih dan menjadi suritauladan para
santrinya selama 24 jam setiap hari . Kyai pengasuh (ulama ) pesantren tidak
pernah terlintas di pikirannya tentang materi apalagi berharap imbalan/upah
dari santri atau wali santri. Bahkan
sebagian kyai ada yang sekaligus menjadi orang
tua asuh bagi santrinya dengan menanggung semua kebutuhan santri. Tujuan ,harapan dan doa Kyai (ulama) untuk
santrinya adalah agar santri dapat mengetahui, memahami dan mengamalkan ilmunya
serta menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi semua manusia. Coba bandingkan
sekarang sangat kontradiktif dengan
hiruk-pikuk guru dalam mengejar perolehan
tunjangan sertifikasi,
fungsional, renumerasi dll.
Kedua,
karakter Kemandirian dan independensi
lembaga pesantren; Coba kita
lihat hampir seluruh pesantren yang
tersebar di negeri ini didirikan secara mandiri, swadaya, oleh Kyai dan
masyarakat. Mereka menyediakan lahan sendiri , membangun gedung sendiri, mengelola, mendidik,mengembangkan secara
mandiri tanpa pernah menunggu bantuan dana dari pemerintah. Toh buktinya ribuan
pesantren berkembang dan bertahan hingga ratusan tahun dari generasi ke genaerasi. Ketiga,
Karakter Kehidupan dan Budaya Pesantren; Jika menengok kehidupan santri di pesantren,
maka yang kita dapatkan adalah kemandirian dalam mengurus kegiatan dan
kebutuhannya, kegotong-royongan santri, kesederhanaan, persaudaraan yang kuat,
toleransi yang tinggi, tawadlu’ terhadap siapapun, disiplin, jujur , tegas dan
berani serta menjunjung tinggi
keilmuan. Tradisi Bahtsul masa’il adalah salah satu contoh
menjunjung tinggi keilmuan; dimana setiap yang berargumentasi harus memiliki
sumber rujukan (maraji’) dari
kitab-kitab (pustaka) yang kredibel, valid, dan dapat dipertangung jawabkan.
Lalu
Bagaimana Kyai (ulama) pengasuh memenuhi kebutuhan ekonominya ?
Rata-rata para Kyai pengasuh pesantren adalah entrepreuner ulungyang memiliki tingkat kemandirian yang tinggi di
bidang ekonomi, misalnya memiliki
usaha perdagangan, usaha peternakan,
batik, perkebunan , pertukangan,
pertanian dan lain-lain.
Apa
yang nampak pada alumni dari hasil
pendidikan Pesantren ?
Dengan karakter ketangguhan, kemandirian, kejujuran,
keberanian, nasionalismenya maka para
alumni pesantren pantang menyerah dalam
berdakwah dan membangun negeri ini, para
alumni pesantren rata-rata menjadi kyai dan tokoh pergerakan , mereka menjadi
penggerak melawan kolonialisme pada era
penjajahan, melawan dan mengkritisi
penguasa yang tidak adil dan tak pernah menyerah pada keadaan sesulit apapun. Para alumni pesantren juga bertebaran
dimana-mana mendirikan dan mengelola pesantren, lembaga pendidikan, menjadi
pengusaha muslim yang handal, dan tidak sedikit para alumni pesantren yang
menjadi pemimpin atau pejabat negara .
Bagaimana
Saran dan harapan bapak tentang implementasi kurikulum 2013 di SMK ini ?
Mari kita berkaca
dengan model pendidikan pesantren yang menurut saya telah teruji dan terpuji.
Teruji karena mampu bertahan ratusan
tahun, tahan terhadap berbagai tantangan
dan hambatan, dan telah mampu membentuk
karakter yang luhur bagi peserta didiknya. Terpuji karena yang dihasilkan
adalah insan-insan generasi penerus
bangsa yang cerdas, terampil,mandiri, jujur, santun dan berahlak mulia. Sebagai guru marilah kita
berusaha meneladani keihlasan, kedisiplinan, kesabaran yang dimiliki kyai,
ustadz dalam mendidik santrinya.
Bagaimana
cita-cita bapak tentang pengembangan model pendidikan di SMK Duta Karya ?
Ketertarikan
saya mengenai pendidikan dan pesantren ini sebenarnya sudah lama, dengan
kemampuan terbatas saya telah mulai
merintis pesantren ini di rumah saya, alhamdulillah udah beberapa tahun ini
jalan dengan baik, kegiatannya ; mengaji
kitab kuning, mubahasah, istighosah,pelatihan
keterampilan wirausaha dan kejar paket
C/setara SMA.
Kami bercita-cita
akan mengintegrasikan model pendidikan kejuruan di SMK Duta Karya ini dengan
pola pendidikan Pesantren. Sekarang ini berbagai kebiasaan dan karakter
pesantren sudah kita mulai terapkan, seperti
berjabat tangan dengan guru, sholat dhuhur berjamaah, kegiatan rutin
istighosah, disiplin, menjunjung tinggi kejujuran dan lain-lain. Kami juga
sedang mempersiapkan pendirian gedung Pondok Pesantren 3 lt dengan fasilitas
yang layak. Untuk itu mohon doanya semoga Tahun ajaran baru nanti pondok pesantren
tersebut sudah dapat ditempati.
Terakhir
pak, kalau boleh tahu Bapak dulu Nyantri di Pesantren mana saja ?
Tidak banyak sich,,,
namun saya bersyukur dulu pernah nyantri di pesantren,sehingga tahu bagaimana
pendidikan model pesantren. Pertama pada saat sekolah MTs-MA saya Nyantri di
Ponpes As-Syafiiyah Cendono –Kudus (6
tahun ) dalam asuhan KH.Manshur Jaelani, KH.Ahmad Arwan dan KH.Masyhadi
Nawawi. Pada waktu Kuliah di IAIN
Walisongo Semarang sempat Nyantri di Ponpes Roudlatut-Tholibin Tugurejo Semarang dlm asuhan
KH. Asyikin . Dan alhamdulillah
setelah berumah tangga dan tinggal di Genuk Semarang, berkesempatan mengikuti
program pendidikan di Ma’had Aly Ponpes Al-Itqon Bugen-Semarang dalam bimbingan KH.Kharis Shodaqoh dan KH.Ubaidillah Shodaqoh. Semoga
bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar