Minggu, 28 Desember 2014

WAWANCARA KURIKULUM 2013 DENGAN KEPALA SMK DUTA KARYA



KURIKULUM 2013
Dalam pandangan Alumni PESANTREN
Wawancara dengan  KH. M.Tho’at Muhtar ( Alumni Ponpes As-Syafiiyah, Ponpes Raudlatut Thalibin dan Ma’had Aly  Al-itqon)
Bagaimana pendapat bapak tentang kurikulum 2013

Saya meyakini bahwa pemerintah memberlakukan kurikulum2013 tentu telah melalui penelitian, kajian dan evaluasi mendalam . Sehingga Insyaallah implementasi kurikulum 2013 ini akan membawa pendidikan  di indonesia ini lebih baik yakni pendidikan yang manusiawi, pendidikan yang berbudaya, dan pendidikan yang berkarakter .
Bagaimana Pendapat Bapak Tentang Pendidikan Sekolah dan Pesantren ?
Bila kita berbicara mengenai pendidikan  , sebenarnya  tidak bisa lepas  dari yang namanya   pendidikan pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang ada di negeri ini yang telah terbukti berhasil mencetak alumni-alumni yang  tangguh, mandiri, ihlas dan berahlakul karimah. Sejarah mencatat sejak era  Sunan Ampel Pesantren sudah mulai ada dan berkembang terushingga sekarang ini. Bahkan Model  pendidikan pesantren  tersebut, dewasa ini  “ diadopsi” banyak pihak termasuk oleh pemerintah sehingga muncullah implementasi kurikulum 2013 yang mengedepankan pembentukan karakter (caracter building) bagi peserta didik disamping penguasaan iptek.
Bagaimana pola pesantren membentuk karakter santrinya ?
Pembentukan karakter santri di pesantren sedikitnya terbentuk dari tiga hal yakni :Pertama,  Karakterkeihlasandan do’a Kyai  pengasuh (Ulama);   Kyai  dengan gigih mendidik, membimbing, melatih dan menjadi suritauladan para santrinya selama 24 jam setiap hari . Kyai pengasuh (ulama ) pesantren tidak pernah terlintas di pikirannya tentang materi apalagi berharap imbalan/upah dari santri atau wali santri.  Bahkan sebagian kyai ada yang sekaligus menjadi orang  tua asuh bagi santrinya dengan menanggung semua kebutuhan santri.   Tujuan ,harapan dan doa Kyai (ulama) untuk santrinya adalah agar santri dapat mengetahui, memahami dan mengamalkan ilmunya serta menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi semua manusia. Coba bandingkan sekarang  sangat kontradiktif dengan hiruk-pikuk guru dalam  mengejar  perolehan  tunjangan  sertifikasi, fungsional, renumerasi dll.
Kedua, karakter  Kemandirian  dan  independensi  lembaga pesantren; Coba  kita lihat hampir seluruh pesantren yang  tersebar di negeri ini didirikan secara mandiri, swadaya, oleh Kyai dan masyarakat. Mereka menyediakan lahan sendiri , membangun gedung sendiri,  mengelola, mendidik,mengembangkan secara mandiri tanpa pernah menunggu bantuan dana dari pemerintah. Toh buktinya ribuan pesantren berkembang dan bertahan hingga ratusan tahun  dari generasi ke genaerasi. Ketiga, Karakter Kehidupan dan Budaya Pesantren;  Jika menengok kehidupan santri di pesantren, maka yang kita dapatkan adalah kemandirian dalam mengurus kegiatan dan kebutuhannya, kegotong-royongan santri, kesederhanaan, persaudaraan yang kuat, toleransi yang tinggi, tawadlu’ terhadap siapapun, disiplin, jujur , tegas dan berani serta  menjunjung  tinggi  keilmuan.  Tradisi Bahtsul masa’il adalah salah satu contoh menjunjung tinggi keilmuan; dimana setiap yang berargumentasi harus memiliki sumber rujukan (maraji’) dari kitab-kitab (pustaka) yang kredibel, valid, dan dapat dipertangung jawabkan.




Lalu Bagaimana Kyai (ulama) pengasuh memenuhi kebutuhan ekonominya ?
Rata-rata para Kyai pengasuh pesantren adalah entrepreuner ulungyang  memiliki tingkat kemandirian yang tinggi di bidang ekonomi, misalnya  memiliki usaha  perdagangan, usaha peternakan, batik,  perkebunan , pertukangan, pertanian  dan lain-lain.
Apa yang nampak pada alumni  dari hasil pendidikan Pesantren ?
Dengan karakter ketangguhan, kemandirian, kejujuran, keberanian, nasionalismenya  maka para alumni pesantren  pantang menyerah dalam berdakwah dan membangun negeri ini,  para alumni pesantren rata-rata menjadi kyai dan tokoh pergerakan , mereka menjadi penggerak  melawan kolonialisme pada era penjajahan, melawan dan mengkritisi  penguasa yang tidak adil dan tak pernah menyerah pada keadaan sesulit apapun.   Para alumni pesantren juga bertebaran dimana-mana mendirikan dan mengelola pesantren, lembaga pendidikan, menjadi pengusaha muslim yang handal, dan tidak sedikit para alumni pesantren yang menjadi pemimpin atau pejabat  negara .
Bagaimana Saran dan harapan bapak tentang implementasi kurikulum 2013 di SMK ini ?
Mari kita berkaca dengan model pendidikan pesantren yang menurut saya telah teruji dan terpuji. Teruji karena mampu bertahan  ratusan tahun, tahan terhadap berbagai  tantangan dan hambatan,  dan telah mampu membentuk karakter yang luhur bagi peserta didiknya. Terpuji karena yang dihasilkan adalah insan-insan  generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil,mandiri, jujur, santun  dan berahlak mulia. Sebagai guru marilah kita berusaha meneladani keihlasan, kedisiplinan, kesabaran yang dimiliki kyai, ustadz dalam mendidik santrinya.
Bagaimana cita-cita bapak tentang pengembangan model pendidikan di SMK Duta Karya ?
                Ketertarikan saya mengenai pendidikan dan pesantren ini sebenarnya sudah lama, dengan kemampuan terbatas saya telah  mulai merintis pesantren ini di rumah saya, alhamdulillah udah beberapa tahun ini jalan dengan baik,  kegiatannya ; mengaji kitab kuning, mubahasah, istighosah,pelatihan keterampilan  wirausaha dan kejar paket C/setara SMA.
Kami bercita-cita akan mengintegrasikan model pendidikan kejuruan di SMK Duta Karya ini dengan pola pendidikan Pesantren. Sekarang ini berbagai kebiasaan dan karakter pesantren sudah kita mulai terapkan, seperti  berjabat tangan dengan guru, sholat dhuhur berjamaah, kegiatan rutin istighosah, disiplin, menjunjung tinggi kejujuran dan lain-lain. Kami juga sedang mempersiapkan pendirian gedung Pondok Pesantren 3 lt dengan fasilitas yang layak. Untuk itu mohon doanya semoga Tahun ajaran baru nanti pondok pesantren tersebut sudah dapat ditempati.
Terakhir pak, kalau boleh tahu Bapak dulu Nyantri di Pesantren mana saja ?
Tidak banyak sich,,, namun saya bersyukur dulu pernah nyantri di pesantren,sehingga tahu bagaimana pendidikan model pesantren. Pertama pada saat sekolah MTs-MA saya Nyantri di Ponpes As-Syafiiyah Cendono –Kudus  (6 tahun ) dalam asuhan KH.Manshur Jaelani, KH.Ahmad Arwan dan KH.Masyhadi Nawawi.  Pada waktu Kuliah di IAIN Walisongo Semarang sempat  Nyantri  di Ponpes Roudlatut-Tholibin Tugurejo Semarang   dlm asuhan  KH. Asyikin . Dan alhamdulillah setelah berumah tangga dan tinggal di Genuk Semarang, berkesempatan mengikuti program pendidikan  di Ma’had Aly  Ponpes Al-Itqon  Bugen-Semarang  dalam bimbingan KH.Kharis  Shodaqoh dan KH.Ubaidillah Shodaqoh. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar